Wednesday 16 September 2009

DIRI SOSIAL (SOCIAL SELF)

Manusia mengetahui bagaimana konsep dirinya terbentuk, dan dimana seseorang mendapatkan gambaran tentang dirinya, dan juga bagaimana mengevaluasi dirinya. Terlebih lagi bagaimana seseorang harus menyajikan atau mempresentasikan dirinya secara benar. Dalam hal ini penulis mencoba menggambarkan permasalahan tersebut dalam tulisan ini.

Interaksi Sosial dan Konsep Diri

Breen dan Kassin (1993) menjelaskan konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang ciri-ciri sifat yang dimiliki. Sedangkan Worchel (2000) menegaskan bahwa konsep diri adalah pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki individu tentang karakteristik atau ciri-ciri pribadinya.
Siapakah diri kita ? Untuk mengenal diri kita maka perlu dipelajari melalui pengalaman dari interaksi dengan orang lain, yaitu dengan menemukan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Jadi refleted appraisal penting bagi konsep diri karena dapat menaksir diri kita dengan merefleksikan atau bercermin bagaimana orang lain menaksir kita.
Perbandingan sosial (social comparison) perlu dilakukan karena ada keraguan terhadap kemampuan atau pendapatnya atau informasi obyektif tidak ada maka dilakukan perbandingan dengan orang lain. Jadi melakukan perbandingan diri anda dari orang lain sangat penting untuk : (1) mengevaluasi diri sendiri; (2) dapat memperbaiki diri; (3) dapat meningkatkan diri sendiri. Tetapi hal yang harus disadari bahwa perbandingan sosial juga dapat memperbutruk konsep diri anda selain memperbaiki penampilan yang positif.

Harga Diri (Self Esteem)

Kalau konsep diri adalah komponen kognitif, maka harga diri adalah komponen evaluatif dari konsep diri, yang terdiri dari evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri yang dimiliki seseorang (Worchel,2000).
Michener dan Delamater (1999) mengungkapkan beberapa sumber penting dalam pembentukan atau perkembangan harga diri, yaitu pengalaman dalam keluarga, umpan balik terhadap performance dan perbandingan sosial. Sedangkan Coopersmith (1967) menjelaskan ada empat tipe perilaku orang tua dapat menningkatkan harga diri, yaitu : (1) menunjukkan penerimaan afeksi, minat, dan keterlibatan pada kejadian-kejadian atau kegiatan yang dialami anak; (2) menerapkan batasan-batasan jelas pada perilaku anak secara teguh dan konsisten; (3) memberikan kebebasan dalam batas-batas dan menghargai inisiatif; (4) bentuk disiplin yang tidak memaksa.
Umpan balik setiap hari tentang kualitas penampilan baik kesuksesan atau kegagalan akan mempengaruhi harga diri. Dengan kata lain, harga diri dibentuk berdasarkan perasaan kita tentang kemampuan dan kekuasaan untuk mengendalikan kejadian-kejadian yang menimpa diri kita. Demikian halnya, perbandingan sosial sangat besar pengaruhnya pada pembentukan penampilan kita.
Apabila kita menilai dirinya positif cenderung untuk bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri dengan orangan lain. Sebaliknya orang yang menilai dirinya negatif maka secara relatif tidak sehat, tertekan, dan pesimis tentang masa depan serta cenderung gagal. Dalam interkasi sosial maka orang yang harga dirinya rendah akan cenderung selalu gagal karena selalu beraksi terhadap kerentanan untuk terluka/tersakiti hatinya. Sebaliknya, harga diri yang tinggi lebih mengedapankan tindakan-tindakan yang dapat memperteguh dan meningkatkan hubungan dan untuk melawan peremehan yang dipersepsikan terhadap dirinya.

Kesadaran Diri (Self-Awarness)

Apa yang dimaksud dengan kesadaran diri ? Bringham (1991) menegaskan bahwa harga diri adalah derajad perhatian diarahkan ke dalam untuk memusatkan perhatian pada aspek-aspek dari diri sendiri. Tetapi harus ingat bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang lebih terserap dirinya atau lebih perhatian ke dalam dirinya sendiri pada umumnya lebih mungkin menderita depresi, kecemasan, penyalahgunaan alkohol dan gangguan klinis lainnya. Namun demikian, kesadaran diri adalah hal yang sangat penting untk memhami konsep diri dan standar nilai serta tujuan yang dimiliki seseorang. Kesadaran diri yang tinggi akan bertingkah laku dalam cara-cara yang lebih konsisten dengan sikap dan nilai yang dimiliki.
Menurut Buch (1980) terdapat dua jenis kesadaran, yaitu kesadaran diri pribadi dan kesadaran diri publik. Kesadaran diri pribadi adalah ketika perhatian difokuskan pada aspek-aspek yang relatif pribadi dari diri, seperti mood, persepsi, dan perasaannya. Sedangkan kesadaran diri publik adalah ketika perhatian diarahkan pada aspek-aspek tentang diri yang kelihatan pada orang lain, seperti penampilan dan tindakan-tindakan sosial. Jadi orang yang kesadaran pribadi yang tinggi selalu memusatkan perhatian pada identitas diri dan sangat perhatian dengan pikiran dan perasaannya. Sedangkan kesadaran diri publik yang tinggi lebih menaru perhatian pada identitas sosial dan reaksi orang lain terhadap dirinya.

Presentasi Diri (Self Presentation)

Mengungkapkan diri pada orang lain disebut presentasi diri. Dalam mengungkapkan diri dilakukan pembentukan dan pengelolaan kesan agar orang lain menyukai atau mempengaruhi orang lain, atau memperbaiki posisi, atau memelihara status.
Goffman mengajukan syarat-syrat untuk mengelola kesan secara baik. Syarat-syarat tersebut adalah:


1.Penampilan muka
Yakni perlikau harus diekspresikan secara khusus agar diketahui secara jelas peran si pelaku, maka dioperlukan aspek setting yaitu serangkaian peralatan ruang dan benda yang digunakan. Aspek kedua, appearence yaitu penggunaan petunjuk artifaktual, misal pakaian, atribut dan lai-lain. Dan aspek ketiga adalah manner yaitu gaya bertingkalaku misal cara bicara, cara berjalan dan lain-lain.

2.Syarat kedua: keterlibatan dalam perannya.
Artinya aktor sepenuhnya terlibat dalam perannya.

3.Syarat ketiga : mewujudkan idealisasi harapan orang lain tentang perannya.

4.Syarat lainnya adalah mystification.
Yaitu memelihara jarak sosial tertentu diantara aktor dan orang lain.

Presentasi diri dilakukan dengan bebrapa strategi-strategi yaitu :
1.Mengambil Muka/Menjilat (Ingratiation).
Strategi ini banyak dilakukan setiap orang secara mudah.

2.Mengancam atau Menakut-nakuti (Intimidation)
Penjilat ingin disukai, tetapi intimidasi justru ingin ditakuti orang.

3.Promosi diri (Self Promotion)
Startegi ini dilakukan dengan cara menggambarkan kekuatan-kekuatan dan berusaha untuk memberikan kesan melalui prestasi.

4.Pemberian contoh / teladan (Exemplification).
Strategi ini dilakukan dengan cara memproyeksikan penghargaannya pada lejujuran dan moralitas.

5.Permohonan (Supplification).
Strategi dilakukan dengan cara memperlihatkan kelemhan atau ketergantungan untuk mendapatkan pertolongan atau simpati.

Kemampuan seseorang melakukan presentasi diri dapat berbeda pada setiap orang karena sangat tergantung pada faktor ciri sifat kepribadian yang disebut self monitoring. Bringham (1991) mengatakan bahwa self monitoring adalah suatu proses dimana individu melakukan pemantauan terhadap pengelolaan kesan yang telah dilakukannya. Jadi individu yang mampu mempresentasikan beberapa perilaku dalam situasi-situasi yang berbeda atau menyesuaikan harapan orang lain disebut high self monitors atau disebut juga pengelola kesan yang lihai (skilled impresion managers)
2009wils

No comments: